KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
Pendekatan atau teori kepemimpinan ini dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard berdasarkan teori-teori sebelumnya. Pada pendekatan ini didasarkan atas asumsi bahwa keberhasialan kepemimpinan suatu organisasi tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku dan sifat-sifat pemimpin saja, karena tiap-tiap organisasi itu memiliki ciri-ciri khusus dan unik. Bahkan organisasi yang sejenis pun akan menghadapi masalah yang berbeda karena adanya lingkugan yang berbeda, semangat dan watak bawahan yang berbeda.
Situasi yang berbeda-beda ini harus dihadapi dengan perilaku kepemimpinan yang berbeda pula. Karena banyaknya kemungkinan yang dapat dipakai dalam menerapkan perilaku kepemimpinan sesuai dengan situasi organisasi, maka pendekatan situasiaonal ini disebut juga dengan pendekatan kontingensi; yang dapat berarti kemungkinan.
TEORI KONTINGENSI (Contingensy Theory)
Teori-teori kontingensi berasumsi bahwa berbagai pola perilaku
pemimpin (atau ciri) dibutuhkan dalam berbagai situasi bagi efektivitas
kepemimpinan. Teori Path-Goal tentang kepemimpinan meneliti bagaimana empat
aspek perilaku pemimpin mempengaruhi kepuasan serta motivasi pengikut. Pada
umumnya pemimpin memotivasi para pengikut dengan mempengaruhi persepsi mereka
tentang konsekuensi yang mungkin dari berbagai upaya. Bila para pengikut
percaya bahwa hasil-hasil dapat diperoleh dengan usaha yang serius dan bahwa
usaha yang demikian akan berhasil, maka kemungkinan akan melakukan usaha
tersebut.Aspek-aspek situasi seperti sifat tugas, lingkungan kerja dan
karakteristik pengikut menentukan tingkat keberhasilan dari jenis perilaku
kepemimpinan untuk memperbaiki kepuasan dan usaha para pengikut.
LPC Contingency Model dari Fiedler berhubungan dengan pengaruh
yang melunakkan dari tiga variabel situasional pada hubungan antara suatu ciri
pemimpin (LPC) dan kinerja pengikut. Menurut model ini, para pemimpin yang
berskor LPC tinggi adalah lebih efektif untuk situasi-situasi yang secara
moderat menguntungkan, sedangkan para pemimpin dengan skor LPC rendah akan
lebih menguntungkan baik pada situasi yang menguntungkan maupun tidak menguntungkan.
Leader Member Exchange Theory menjelaskan bagaimana para pemimpin mengembangkan
hubungan pertukaran dalam situasi yang berbeda dengan berbagai pengikut. Hersey
and Blanchard Situasional Theory lebih memusatkan perhatiannya pada para
pengikut. Teori ini menekankan pada perilaku pemimpin dalam melaksanakan tugas
kepemimpinannya dan hubungan pemimpin pengikut.
Leader Participation Model menggambarkan bagaimana perilaku pemimpin dalam
proses pengambilan keputusan dikaitkan dengan variabel situasi. Model ini
menganalisis berbagai jenis situasi yang mungkin dihadapi seorang pemimpin
dalam menjalankan tugas kepemimpinannya. Penekanannya pada perilaku
kepemimpinan seseorang yang bersifat fleksibel sesuai dengan keadaan yang
dihadapinya.
TEORI KEPEMIMPINAN VROOM & YETTON
Salah satu tugas utama dari seorang pemimpin adalah membuat keputusan. karena keputusan yang dilakukan para pemimpin seringkali sangat berdampak kepada para bawahan mereka jelas bahwa komponen utama dari efektifitas pemimpin adalah kemampuan mengambil keputusan yang sangat menentukan keberhasilan yang bersangkutan melaksanakan tugas-tugas pentingnya. pemimpin yang mampu membuat keputusan dengan baik akan lebih efektif dlam jangka panjang dibandingkan dengan mereka yang tidak mampu membuat keputusan dengan baik.
Teori kepemimpinan Vroom & Yetton disebut juga Teori Normatif, karena mengarah kepada pemberi suatu rekomendasi tentang gaya kepemimpinan yang sebaiknya digunakan dalam situasi tertentu.yaitu berfokus pada tingkat partisipasi yang diperbolehkan oleh pemimpin dalam pengambilan keputusan dan seleksi pendekatan yang akan memaksimalkan manfaat yang akan didapat kelompok dan pada waktu yang bersamaan, meminimalisasi gangguan pencapaian tujuan kelompok. Model yang menjelaskan bagaimana seorang pemimpin harus memimpin dalam berbagai situasi. Model ini menunjukan bahwa tidak ada corak kepemimpinan tunggal yang dapat diterapkan pada semua situasi.
Vroom&Yetton mengembangkan model kepemimpinan normative dalam 3 kunci utama yakni :
Metode taksonomi kepemimpinan,atribut-atribut permasalahan,pohon keputusan (decision tree)
Ada 5 tipe kunci metode kepemimpinan Vroom&Yetton (1973) :
1. Autocratic I : Membuat keputusan dengan mengguanakan informasi yang terdapat pada pemimpin.
2. Autocratic II : Membuat keputusan dengan menggunakan informasi yang terdapat pada seluruh anggota kelopok tanpa erlebih dahulu menginformasikan tujuan dari penyampaian informasi yang mereka berikan.
3. Consultative I : Berbagi akan masalah yang ada dengan individu yang relevan, mengetahui ide-ide dan saran mereka tanpa melibatkan mereka kedalam kelompok; lalu membuat keputusan.
4. Consultative II : Berbagi masalah dengan kelompok, mendaptkan ide-ide dan saran mereka saat diskusi kelompok berlangsung dan kemudian mmbuat keputusan.
5. Group II : Berbagi masalah yang ada dengan kelompok, mengepalai diskusi kelompok, serta menerima dan menerapkan keputusan apapun yang dibuat oleh kelompok.
PATH
& GOAL THEORY
The
Path-Goal Theory of Leadership yang dikembangkan untuk menggambarkan cara para
pemimpin yang mendorong dan mendukung para pengikut mereka dalam mencapai
tujuan, mereka telah ditetapkan dengan membuat jalan yang mereka harus jelas
dan mudah.
Secara
khusus, para pemimpin:
-
Memperjelas jalan jadi bawahan tahu jalan mana yang harus pergi.
-
Hapus penghalang jalan menghentikan mereka yang pergi ke sana.
-
Meningkatkan penghargaan di sepanjang rute.
Pemimpin
dapat mengambil pendekatan yang kuat atau terbatas pada ini. Dalam menjelaskan
jalan, mereka mungkin direktif atau memberikan petunjuk samar. Dalam
memindahkan penghalang jalan, mereka dapat menjelajahi jalur atau membantu
memindahkan pengikut blok yang lebih besar. Dalam meningkatkan penghargaan,
mereka dapat memberikan dorongan atau kadang-kadang membuka jalan dengan emas.
Variasi
dalam pendekatan ini akan tergantung pada situasi, termasuk pengikut kemampuan
dan motivasi, serta kesulitan dari pekerjaan dan faktor-faktor kontekstual
lainnya.
Rumah
dan Mitchell (1974) menggambarkan empat gaya kepemimpinan:
Mendukung kepemimpinan
Mengingat
kebutuhan pengikut, menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan mereka dan
menciptakan lingkungan kerja yang bersahabat. Ini termasuk pengikut
meningkatkan harga diri dan membuat pekerjaan lebih menarik. Pendekatan ini
adalah yang terbaik ketika pekerjaan stres, membosankan atau berbahaya.
Kepemimpinan direktif
Mengatakan
pengikut apa yang perlu dilakukan dan memberi bimbingan yang tepat di sepanjang
jalan. Hal ini termasuk memberi mereka jadwal kerja spesifik yang harus
dilakukan pada waktu tertentu. Hadiah mungkin juga akan meningkat sesuai dengan
kebutuhan dan ambiguitas peran menurun (dengan mengatakan kepada mereka apa
yang mereka harus lakukan).
Ini
dapat digunakan jika tugas yang tidak terstruktur dan kompleks dan pengikut
tidak berpengalaman. Hal ini akan meningkatkan rasa pengikut keamanan dan
kontrol dan karenanya sesuai dengan situasi.
Kepemimpinan partisipatif
Konsultasi
dengan pengikut dan mengambil ide-ide mereka ke account user ketika membuat
keputusan dan mengambil tindakan tertentu. Pendekatan ini yang terbaik adalah
ketika para pengikut ahli dan saran mereka adalah baik diperlukan dan mereka
berharap untuk dapat memberikannya.
Kepemimpinan berorientasi prestasi
Menetapkan
tujuan yang menantang, baik dalam pekerjaan dan dalam perbaikan diri (dan
sering bersama-sama). Standar yang tinggi ditunjukkan dan diharapkan. Pemimpin
menunjukkan kepercayaan pada pengikut kemampuan untuk berhasil. Pendekatan ini
adalah yang terbaik ketika tugas kompleks
Bagaimana Nasib Karyawan Yahoo Indonesia????
yahoo Inc telah mengambil keputusan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 2.000 karyawan dari total 14.100 karyawan saat ini. Yahoo Indonesia belum memberi pernyataan resmi apakah terkena imbas PHK ini atau tidak.
“Keputusan apakah Yahoo Indonesia akan terkena imbas dari PHK bergantung kepada Yahoo regional” , ujar Budi Putra, mantan Country Editor Yahoo Indonesia, dalam wawancara vie e-mail dengan kompas.com, kamis (5/4/2012).
Berdasarkan pengalaman Budi, atmosfer dan suasana kerja Yahoo Indonesia sangat menyenangkan dan kondusif. “Dari sisi performance, Yahoo Indonesiatermasuk yang bagus diregional” , ungkap Budi. Budi kini menjabat sebagai Direktur viki.com (perusahaan streaming video yang berbasis di Singapura) dan masih terus melanjutkan kegiatan ngeblog melalui budiputra.com.
Ia mengaku mengundurkan diri pada Mei 2011 karena alasan personal, bukan karena masalah internal perusahaan. Harapannya bagi Yahoo adalah agar perusahaan itu tetap fokus menjadi the premier digital media company.
“Di situlah kekuatan Yahoo. Saya rasa Yahoo harus mempertahankan performance sebagai perusahaan media terkemuka. Audiens Yahoo sangat besar, terutama untuk produk konten, seperti Yahoo Newa, Finance,OMG, dan Yahoo Sport” , tambahnya. Mengenai keputusan CEO Yahoo Inc untuk melakukan PHK 2.000 karyawan, menurut Budi, hal itu merupakan sebuah tindakan efisiensi yang tak bisa dihindari.
“ Saya kir sekarang Yahoo sedang melakukan efisiensi karena ingin lebih fokus pada media, konten, dan audiens. Kemungkinan seperti ini tidak mungkin dihindari jika bekerja di perusahaan besar seperti Yahoo” , ungkapnya. Hingga berita ini ditulis,belum ada pernyataan resmi, baik dari Yahoo Indonesia maupun Yahoo Regional Asia tenggara, mengenai apakah PHK ini akan berimabas kepada karyawan Yahoo Indonesia.
PENDAPAT SAYA DALAM KASUS INI ADALAH.....
Dalam contoh kasus yahoo ini sesuai dengan Teori Model VROOM & YETTON.
Karena dalam Teori VROOM & YETTON mengarah kepada pemberian suatu rekomendasi tentang gaya kepemimpinan yang sebaiknya digunakan dalam situasi tertentu. Yaitu berfokus pada tingkat partisipasi yang diperbolehkan oleh pemimpin dalam pengambilan keputusan dan seleksi pendekatan yang akan memaksimalkan manfaat yang akan didapat kelompok dan pada waktu yang bersamaan, meminimalisasi gangguan pencapaian tujuan kelompok. Model yang menjelaskan bagaimana seorang pemimpin harus memimpin dalam berbagai situasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar