Organisasi.
Secara
sederhana organisasi dapat diberi pengertian sebagai suatu system yang saling
berpengaruh antar orang dalam kelompok yang bekerjasama dalam mencapai tujuan
bersama. Lengkapnya dapat dinyatakan sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok
manusia yang saling berinteraksi menurut pola tertentu, sehingga setiap
anggotanya memiliki fungsi dan tugas masing-masing, utamanya lagi kesatuan
tersebut mampunyai batas-batas yang jelas sehingga dapat dipisahkan secara
tegas dari lingkungannya (Lubis dan Martin,1989).
Oleh sebab
itu berbagai macam organisasi terbentuk sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Problematika mendasar yang sering muncul dalam organisasi adalah
konsistensi dari tujuan organisasi.
Budaya Organisasi.
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari
tidak terlepas dari ikatan budaya yang diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh
masyarakat yang bersangkutan, baik dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun
bangsa. Budaya membedakan masyarakat satu dengan yang lain dalam cara berinteraksi
dan bertindak menyelesaikan suatu pekerjaan. Budaya mengikat anggota kelompok
masyarakat menjadi satu kesatuan pandangan yang menciptakan keseragaman
berperilaku atau bertindak. Seiring dengan bergulirnya waktu, budaya pasti
terbentuk dalam organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam memberi
kontribusi bagi efektivitas organisasi secara keseluruhan.
Kebiasaan,
tradisi,
dan cara umum dalam melakukan segala sesuatu yang ada di sebuah organisasi
saat ini merupakan hasil atau akibat dari yang telah dilakukan sebelumnya dan
seberapa besar kesuksesan yang telah diraihnya di masa lalu. Hal ini
mengarah pada sumber tertinggi budaya sebuah organisasi: para pendirinya.
Secara tradisional,
pendiri organisasi
memiliki pengaruh besar terhadap budaya awal organisasi tersebut. Pendiri
organisasi tidak memiliki kendala karena kebiasaan atau ideologi
sebelumnya.Ukuran kecil yang biasanya mencirikan organisasi baru lebih jauh
memudahkan pendiri memaksakan visi mereka pada seluruh anggota
organisasi. Proses penyiptaan budaya terjadi dalam tiga cara. Pertama, pendiri
hanya merekrut dan mempertahankan karyawan
yang sepikiran dan seperasaan dengan mereka. Kedua, pendiri melakukan indoktrinasi
dan menyosialisasikan cara pikir dan berperilakunya kepada karyawan.Terakhir,
perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong karyawan
untuk mengidentifikasi diri dan, dengan demikian, menginternalisasi keyakinan, nilai, dan asumsi pendiri tersebut.
Apabila organisasi mencapai kesuksesan, visi pendiri lalu dipandang sebagai
faktor penentu utama keberhasilan itu.Di titik ini, seluruh kepribadian
para pendiri jadi melekat dalam budaya organisasi.
Organisasi didirikan oleh sekelompok
orang tentu memiliki alasan. Seorang pakar bernama Herbert G. Hicks
mengemukakan dua alasan mengapa orang memilih untuk berorganisasi: a. Alasan
Sosial (social reason), sebagai “zoon politicon ” artinya mahluk yang hidup
secara berkelompok, maka manusia akan merasa penting berorganisasi demi
pergaulan maupun memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat kita temui pada
organisasi-organisasi yang memiliki sasaran intelektual, atau ekonomi. b.
Alasan Materi (material reason), melalui bantuan organisasi manusia dapat
melakukan tiga macam hal yang tidak mungkin dilakukannya sendiri yaitu: 1)
Dapat memperbesar kemampuannya 2) Dapat menghemat waktu yang diperlukan untuk
mencapai suatu sasaran, melalui bantuan sebuah organisasi. 3) Dapat menarik
manfaat dari pengetahuan generasi-generasi sebelumnya yang telah dihimpun.
Aliran
klasik dalam teori organisasi mengatakan bahwa organisasi adalah suatu aturan
dan batasan yang di buat berdasarkan struktur, peran dan fungsi, hieraskis,
pembagian tugas, dan kerjasama sekelompok manusia dengan tujuan tertentu. dalam
teori ini pula menyatakan bahwa interaksi yang terjadi dalam organisasi klasik
hanya terdapat pada orang-orang di didalam organisasi tersebut yang di buat
secara sengaja karena mereka memang dipaksa untuk saling berinterakasi. hal ini
tentu akan memperkecil konflik yang ada dan garis komunikasinya pun tidak
terlalu besar. dari satu sisi dapat diakui memang hal itu membuat kinerja
organisasi lebih efektif dan efisien hanya saja paradigma para pekerja hanya
sebatas memperhatikan apa yang terjadi di dalam organisasi saja tidak terjadi
proses asesement dari luar organisasi karena para pekerja akan bertahan
dengan apa yang terjadi di dalam organisasi mereka.
Perilaku Individual dalam
Berorganisasi.
Perilaku
manusia sangat berbeda antara satu dengan lainnya. Perilaku itu sendiri adalah
suatu fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan lingkungannya.
Ditilik dari sifatnya, perbedaan perilaku manusia itu disebabkan karena
kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan pilihan perilaku,
pengalaman, dan reaksi affektifnya berbeda satu sama lain.
Pendekatan
yang sering dipergunakan untuk memahami perilaku manusia adalah; pendekatan
kognitif, reinforcement, dan psikoanalitis.
Berikut ini
adalah ketiga pendekatan tersebut dilihat dari; penekanannya, penyebab
timbulnya perilaku, prosesnya, kepentingan masa lalu di dalam menentukan
perilaku, tingkat kesadaran, dan data yang dipergunakan.
Dasar-dasar perilaku
individual.
Perbedaan
karakteristik biografis (karakteristik pribadi yang objektif, misalnya usia,
jenis kelamin, status kawin, banyaknya tanggungan, masa kerja) pada diri
individual sering dikaitkan dengan kinerja seseorang dalam organisasi. Banyak
yang meyakini bahwa ada hubungan-hubungan yang berkaitan dengan, misalnya,
tingkat kepuasan kerja, tingkat absensi, keinginan untuk maju, dan lain
sebagainya.
Mari kita membahas
tentang dasar-dasar Perilaku Individu yang mempunyai karakteristik individu.
1. Biografis
a. Usia
Hubungan antara usia dan kinerja diperkirakan akan
terus menjadi isu yang penting dimasa yang akan datang. Hal ini setidaknya
disebabkan oleh 3 alasan, yaitu : keyakinan yang meluas bahwa kinerja merosot
seiring dengan usia, realita bahwa angkatan kerja menua, dan mulai adanya
perundang-undangan yang melarang segala macam bentuk pension yang bersifat
perintah.
Dalam bekerja, umumnya majikan para orang tua
menemukan sejumlah kualitas seperti pengalaman, pertimbangan, etika kerja, dan
komitmen terhadap mutu. Selain itu, kemungkinan pekerja yang sudah tua akan
keluar dari pekerjaan sangatlah kecil karena mereka tidak memiliki bayak
alternatif lagi. Karyawan tua juga memiliki tingkat kemangkiran yang disengaja
lebih rendah, sedangkan kemangkiran untuk hal-hal tak terhindarkan, seperti
sakit, lebih tinggi. Sedangkan mengenai produktivitas yang ikut melemah, hal
tersebut tidak terbukti benar adanya.
b. Jenis kelamin
Dari segi jenis kelamin, umumnya tidak ada perbedaan
yang konsisten antar pria dan wanita dalam hal kemampuan memecahkan masalah,
ketrampilan analisis, dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas,
produktivitas pekerjaan, kepuasan kerja, atau kemampuan belajar. Namun hasil
studi menunjukkan bahwa wanita lebih bersedia mematuhi wewenang dibandingkan
pria yang lebih agresif dan lebih besar kemungkinannya dalam memiliki
pengharapan untuk sukses, namun tetap saja perbedaannya kecil.
Biasanya, yang membuat ada perbedaan adalah karena
posisi wanita sebagai ibu yang juga harus merawat anak-anaknya. Ini juga yang
mungkin menimbulkan anggapan bahwa wanita lebih sering mangkir daripada pria.
Jika anak-anak sakit, tentulah ibu yang akan merawat dan menemani dirumah.
c. Status perkawinan
Hasil
riset menunjukkan bahwa karyawan yang menikah lebih sedikit absensinya,
mengalami pergantian yang lebih rendah, dan lebih puas terhadap pekerjaan
mereka. Dengan adanya perkawinan, karyawan memiliki peningkatan tanggung jawab
yang besar seperti memiliki pekerjaan tetap atau kehidupan yang mapan.
d. Masa kerja
Karyawan
yang telah menjalankan suatu pekerjaan dalam masa tertentu produktivitas dan kepuasannya
akan meningkat, sementara tingkat kemangkiran berkurang dan kemungkinan keluar
masuk karyawan lebih kecil. Masa kerja adalah peramal yang cukup baik
mengenaikecenderungan karyawan seperti diatas.
Dalam
memiliki pengalaman, karyawan juga perlu memiliki kemampuan intelektual yang
tinggi. Yang dimaksud dengan kemampuan intelektual ini adalah kemampuan yang
diperlukan untuk melakukan kegiatan mental. Ada banyak tes yang dapat dilakukan
untuk mengetahui tingkat kemampuan intelektual seseorang, seperti : tes IQ,
SAT, ACT, GMAT, LSAT, dan MCAT.
2. Kemampuan
Yaitu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.
Yaitu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.
-
kemampuan
intelektual.
merupakan kemampuan yang diperlukan untuk mengerjakan kegiatan mental. misalnya
: berpikir,menganalisis, memahami. yang mana dapat diukur dalam berbrntuk tes
(tes IQ). Dan setiap orang punya kemampuan yang berbeda.
-
kemampuan
fisik. merupakan
kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas yang menuntut stamina,
kecekatan dan kekuatan.
3. Kepribadian
Merupakan cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. kepribadian terbentuk dari faktor keturunan, juga lingkungan (budaya, norma keluarga dan pengaruh lainnya), dan juga situasi.
Merupakan cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. kepribadian terbentuk dari faktor keturunan, juga lingkungan (budaya, norma keluarga dan pengaruh lainnya), dan juga situasi.
Ciri dari kepribadian adalah :
Merupakan karakteristik yang bertahan,
yang membedakan perilaku seorang individu, seperti sifat malu, agresif,
mengalah, malas, ambisius, setia.
4. Proses belajar (pembelajaran)
Adalah bagaimana kita dapat
menjelaskan dan meramalkan perilaku, dan pahami bagaimana orang belajar.
Belajar adalah : setiap perubahan yang relatif permanen
dari perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman.
·
Belajar
melibatkan perubahan (baik ataupun buruk)
·
Perubahan
harus relatif permanen
·
Belajar
berlangsung jika ada perubahan tindakan / perilaku
·
Beberapa
bentuk pengalaman diperlukan untuk belajar. pengalaman dapat diperoleh lewat
pengamatan langsung atau tidak langsung (membaca) atau lewat praktek.
5. Persepsi
Merupakan suatu proses dengan mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungannya.
Merupakan suatu proses dengan mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungannya.
Distorsi persepsi (penyimpangan persepsi) :
-
persepsi
selektif,
orang-orang yang secara selektif menafsirkan apa yang mereka saksikan
berdasarkan kepentingan, latar belakang, pengalaman, dan sikap.
-
efek
halo, menarik
suatu kesan umum mengenai individu berdasarkan suatu karakteristik tunggal
(kesan pertama)
-
efek
kontras, evaluasi
dari karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh perbandingan dengan orang
lain yang baru dijumpai, yang berperingkat lebih tinggi atau lebih rendah pada
karakteristik yang sama.
-
proyeksi, menghubungkan karakteristik
pribadinya terhadap karakteristik pribadi orang lain.
-
stereotype, menilai seseorang atas dasar
persepsi kita terhadap kelompok dari orang tersebut (menggeneralisasikan)
6. Sikap
Adalah pernyataan atau pertimbangan evaluatif (menguntungkan atau tidak menguntungkan) mengenai objek, orang dan peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan mengenai sesuatu. Dalam perilaku organisasi, pemahaman atas sikap penting, karena sikap mempengaruhi perilaku kerja.
Adalah pernyataan atau pertimbangan evaluatif (menguntungkan atau tidak menguntungkan) mengenai objek, orang dan peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan mengenai sesuatu. Dalam perilaku organisasi, pemahaman atas sikap penting, karena sikap mempengaruhi perilaku kerja.
komponen sikap :
·
kognitif, segmen
pendapat atau keyakinan dari suatu sikap
·
afektif, segmen
emosional dari suatu sikap
·
perilaku,suatu
maksud untuk perilaku dalam suatu cara tertentu terhadap seseorang atau
sesuatu.
7. Kepuasan kerja
Adalah suatu sikap umum seorang
individu terhadap pekerjaannya. atau persaan senang atau tidak senang terhadap
pekerjaannya. Kepuasan kerja mempengaruhi sikap.
Apa yang menetukan kepuasan kerja ?
·
kerja yang secara mental menantang. kesempatan menggunakan ketrampilan/kemampuan, tugas
yang beragam, kebebasan, dan umpan balik.
·
ganjaran yang pantas. sistem upah dan kebijakan promosi yang adil.
·
kondisi kerja yang mendukung. lingkungan kerja yang aman, nyaman, fasilitas yang
memadai.
·
rekan kerja yang mendukung. rekan kerja yang ramah dan mendukung, atasan yang
ramah, memahami, menghargai dan menunjukan keberpihakan kepada bawahan.
·
kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan. bakat dan kemampuan karyawan
sesuai dengan tuntutan pekerjaan.
Kepuasan kerja yang rendah, mengakibatkan keluhan,
absensi, dan tingkat turnover tinggi. Namun membuat tingkat produktifitas
rendah juga.
Proses komunikasi antara individu
(lebih dari seorang individu). proses komunikasi diantara seseorang dengan
seseorang yang lain.atau antara maknusia proses komunikasi ini sangat berkesan
kerana ia melibatkan unsur maklum balas serta berdasarkan lapangan yang sama.
Sesuai
dengan bentuk dan sifat komunikasi interpersonal, yaitu komunikasi antar
pribadi yang memerlukan kontak langsung dalam bentuk percakapan maka komunikasi
interpersonal yang dikembangkan dalam organisasi dan kegiatan bisnis bertujuan
untuk membentuk pengertian/ pemahaman yang lebih mendalam terhadap sesuatu hal
yang bersifat spesifik serta untuk tujuan tertentu yang sifatnya spesifik
pula. Sebagai contoh ; konsultasi. Lobby
yang dilaksanakan oleh suatu organisasi biasanya diarahkan untuk membentuk
pengertian yang lebih mendalam terhadap suatu hal. Untuk merubah sikap dan
perilaku guna kelancaran pengambilan keputusan ataupun penyusunan program.
Komunikasi
interpersonal seperti konsultasi, lobby, pertemuan empat mata dan sebagainya
dikembangkan dalam organisasi dan kegiatan bisnis, disiapkan dan dilakukan
untuk yang lebih luas. Seperti untuk memperlancar jalannya
perundingan/negosiasi, untuk menjalin kerjasama atau bahkan untuk menyelesaikan
perseliihan ataupun sengketa.
Komunikasi
interpersonal juga dikembangkan dalam system pemasaran , sebagaimana
dilaksanakan oleh para salesmen. Detailmen untuk pemasaran produk-produk
tertentu serta dalam bisnis multilevel. Hal semakin memperjelas pentingnya
melakukan komunikasi interpersonal. Kenyataannya empirik menunjukan bahwa
keberhsialan pengambilan keputusan penyelesaian konflik lebih banyak karena
peran lobby demikian pula dalam hal pengembangan organisasi dan kegiatan
bisnis.
Jenis Hubungan
Interpersonal
Terdapat beberapa
jenis hubungan interpersonal, yaitu: a) berdasarkan jumlah individu yang
terlibat; b) berdasarkan tujuan yang ingin dicapai; c) berdasarkan jangka
waktu; serta d) berdasarkan tingkat kedalaman atau keintiman.
Hubungan
interpersonal berdasarkan jumlah individu yang terlibat, dibagi menjadi 2,
yaitu hubungan diad dan hubungan triad. Hubungan diad merupakan hubungan atara
dua individu. Kebanyakan hubungan kita dengan orang lain bersifat diadik.
William Wilmot mengemukakan beberapa
ciri khas hubungan diad, dimana setiap hubungan diad memiliki tujuan khusus,
individu dalam hubungan diad menampilkan wajah yang berbeda dengan ‘wajah’ yang
ditampilkannya dalam hubungan diad yang lain, dan pada hubungan diad berkembang
pola komunikasi (termasuk pola berbahasa) yang unik/ khas yang akan membedakan
hubungan tersebut dengan hubungan diad yang lain. Sedangkan hubungan triad
merupakan hubungan antara tiga orang. Hubungan triad ini memiliki ciri lebih
kompleks, tingkat keintiman/ kedekatan anatar individu lebih rendah, dan
keputusan yang diambil lebih didasarkan voting atau suara terbanyak
(dalam hubungan diad, keputusan diambil melalui negosiasi).
Hubungan
interpersonal berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, dibagi menjadi 2, yaitu
hubungan tugas dan hubungan sosial. Hubungan tugas merupakan sebuah hubungan
yang terbentuk karena tujuan menyelesaikan sesuatu yang tidak dapat dikerjakan
oleh individu sendirian. Misalnya hubungan antara pasien dengan dokter,
hubungan mahasiswa dalam kelompok untuk mengerjakan tugas, dan lainlain.
Sedangkan hubungan sosial merupakan hubungan yang tidak terbentuk dengan tujuan
untuk menyelesaikan sesuatu. Hubungan ini terbentuk (baik secara personal dan
sosial). Sebagai contoh adalah hubungan dua sahabat dekat, hubungan dua orang
kenalan saat makan siang dan sebagianya.
Hubungan
interpersonal berdasarkan jangka waktu juga dibagi menjadi 2, yaitu hubungan
jangka pendek dan hubungan jangka panjang. Hubungan jangka pendek merupakan
hubungan yang hanya berlangsung sebentar. Misalnya hubungan antara dua orang
yang saling menyapa ketika bertemu di jalan. Sedangkan hubungan jangka panjang
berlangsung dalam waktu yang lama. Semakin lama suatu hubungan semakin banyak
investasi yang ditanam didalamnya (misalnya berupa emosi atau perasaaan,
materi, waktu, komitmen dan sebagainya). Dan karena investasi yang ditanam itu
banyak maka semakin besar usaha kita untuk mempertahankannya.
Selain ketiga jenis
hubungan interpersonal yang sudah dijelaskan di atas, masih terdapat satu lagi
jenis hubungan interpersonal yang didasarkan atas tingkat kedalaman atau
keintiman, yaitu hubungan biasa dan hubungan akrab atau intim.
Hubungan biasa
merupakan hubungan yang sama sekali tidak dalam atau impersonal atau ritual.
Sedangkan hubungan akrab atau intim ditandai dengan penyingkapan diri (self-disclosure).
Makin intim suatu hubungan, makin besar kemungkinan terjadinya penyingkapan
diri tentang hal-hal yang sifatnya pribadi. Hubungan intim terkait dengan
jangka waktu, dimana keintiman akan tumbuh pada jangka panjang. Karena itu
hubungan intim akan cenderung dipertahankan karena investasi yang ditanamkan
individu di dalamnya dalam jangka waktu yang lama telah banyak. Hubungan ini
bersifat personal dan terbebas dari hal-hal yang ritual.
REFRENSI
Casino Slots - DrMCD
BalasHapusCasino Slots · 1. Pragmatic Play · 2. Habanero · 3. 경상남도 출장샵 Slots of Vegas · 4. Wild West Gold 익산 출장마사지 · 울산광역 출장안마 5. El 강릉 출장샵 Yucateco · 6. Red Dead Redemption · 7. 아산 출장마사지 Dragon Tiger